Salah satu fitur dari aespesoft Aplikasi Klinik dan Apotek adalah Rekam Data Hasil Laboratorium, Dari buku Pedoman Interpretasi Data Klinik Binfar Kemenkes, Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi dokter dan apoteker dalam pengambilan keputusan klinik. Untuk mengambil keputusan klinik pada proses terapi mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat hingga pemantauan efektivitas dan keamanan, apoteker memerlukan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai pertimbangan penggunaan obat, penentuan dosis, hingga pemantauan keamanan obat. Sebagai contoh, pada pertimbangan penggunaan dan penentuan dosis aminoglikosida yang bersifat nefrotoksik diperlukan data kadar aminoglikosida dalam darah dan serum kreatinin yang menggambarkan fungsi ginjal.
Pada keadaan data tidak tersedia atau belum direncanakan maka apoteker dapat mengusulkan pemeriksaan laboratorium terkait penggunaan obat. Oleh karena itu, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam interpretasi data laboratorium, khususnya yang terkait penggunaan obat, yaitu pemahaman nilai normal dan implikasi perubahannya. Sebagai contoh penggunaan obat asetaminofen, diazepam, rifampisin, antidiabetik oral, kloramfenikol dapat menyebabkan penurunan leukosit (leukopenia).
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium oleh apoteker bertujuan untuk:
• Menilai kesesuaian terapi (contoh: indikasi obat, ketepatan pemilihan obat, kontraindikasi obat, penyesuaian dosis obat, risiko interaksi obat),
• Menilai efektivitas terapi (contoh: efektivitas pemberian kalium diketahui melalui kadar kalium dalam darah, efektivitas warfarin diketahui melalui pemeriksaan INR,
• Efektivitas allopurinol di ketahui dari menurunnya kadar asam urat,
• Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki (contoh: penurunan dosis siprofloksasin hingga 50% pada kondisi klirens kreatinin <30mL/menit),
• Menilai kepatuhan penggunaan obat (contoh: kepatuhan pasien dalam menggunakan obat antidiabetik oral diketahui dari nilai HbA1c, kepatuhan penggunaan statin diketahui dari kadar kolesterol darah), dan
• Mencegah interpretasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan.
Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan (spesimen) yang didapatkan melalui tindakan invasif (menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh) atau non invasif. Contoh spesimen antara lain: darah lengkap (darah vena, darah arteri), plasma, serum, urin, feses, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serebrospinal dan jaringan.
Peran aplikasi adalah melakukan rekam data pemeriksaan laboratorium bagi pasien yang dirawat, sebagai fitur ter-integrasi dengan rekam medis sistem, sehingga, jejak data dari pasien yang berkunjung ke klinik bisa diamati oleh dokter yang berpraktek.
Setelah pasien di admisi, dan diputuskan dilakukan pemeriksaan laboratorium, maka lakukan entri pemeriksaan laboratorium tersebut di aplikasi.
Sebelumnya entrikan dulu data data pemeriksaan yang bisa dilakukan di laboratorium klinik di menu.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semikuantitatif. Hasil kuantitatif berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL. Hasil kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebutkan derajat positif atau negatifnya. Hasil semikuantitatif adalah hasil kualitatif yang menyebutkan derajat positif atau negatif tanpa menyebutkan angka pasti (contoh: 1+, 2+, 3+).
Nilai kritis suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan/ gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik. Sebaliknya, nilai dalam rentang normal dapat dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Sebagai contoh hasil pemeriksaan serum kreatinin pada pasien usia lanjut (lansia) tidak menunjukkan fungsi ginjal yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan dalam berbagai satuan. Pada tahun 1960 diupayakan adanya standar pengukuran kuantitatif yang berlaku di seluruh dunia tetapi sampai sekarang banyak klinisi tetap menggunakan satuan konvensional, contoh: rentang nilai normal kolesterol adalah <200mg/dL (satuan konvensional) atau <5,17 mmol/L (Satuan Internasional).
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dipengaruhi oleh banyak faktor terdiri atas faktor terkait pasien atau laboratorium. Faktor yang terkait pasien antara lain: umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik, status nutrisi dan penggunaan obat. Sedangkan yang terkait laboratorium antara lain: cara pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik pengukuran.
Dari entri tersebut, bisa isikan kategori misal :
Kemudian beri nama pemeriksaannya, seperti contoh digambar diatas, untuk informasi harga, hanya permisalan saja, selain tidak tahu harga umum, tiap klinik mungkin berbeda nilainya.
Buka menu pemeriksaan laboratorium untuk pasien, atau bisa menggunakan shortcut shift+f5, hampir setiap menu yang sering digunakan disediakan shortcut, karena shorcut bisa sangat mempercepat kinerja entri dari aplikasi.
Setelah itu maka layar entri Pemeriksaan akan terbuka, seperti gambar dibawah
Dari layar tersebut, pilih pasien dan dokter, kemudian dari tabel dibawahnya, pilih jenis pemeriksaan, maka akan otomatis terisi nilai normal dari pemeriksaan tersebut.
Kolom yang bisa dirubah adalah kolom warna kuning, isikan nilai hasil pemeriksaan, bila sudah memasukkan semua pemeriksaan terkait pasien tersebut, tekan Ok untuk menyimpan data
Maka akan muncul tampilan preview layar hasil pemeriksaan yang bisa di print atau disimpan saja dan cetak belakangan nanti.
Bila, dibutuhkan dibelakang hari untuk mencetak ulang hasil pemeriksaan ini, maka buka histori pemeriksaan lab (gambar menu diatas).
Maka layar ini akan terbuka
Disini data pemeriksaan bisa dengan cepat dilihat, jadi tidak selalu hasil pemeriksaan itu harus dicetak.
Tapi seandainya dibutuhkan, tinggal pilih hasil pemeriksaan mana yang diperlukan dan tekan tombol “reprint” untuk mencetak hasil lab tersebut.
aespesoft adalah situs penyedia software klinik dan apotek, tapi sebisa mungkin situs ini juga menyediakan informasi lainnya yang berkaitan dengan klinik dan apotek, sehingga bisa lebih bermanfaat bagi yang sekedar mampir mencari informasi tentang klinik apotek atau mencari aplikasi program komputer yang bisa membantu manajemen pengaturan inventori atau keuangan apoteknya.